Minggu, 20 Maret 2016

PERANG THAIF



PERISTIWA PERANG THOIF

 


Selain kisah penganiayaan yang dialami Rasulullah SAW pada masa awal dakwah Islam, di Thaif juga terjadi pertempuran dahsyat pasca perang Hunain. Pertempuran Hunain adalah pertempuran antara pihak Rasulullah dan para sahabatnya, dengan kaum badui dari suku Hawazin dan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H.

Dalam pertempuran itu, pasukan Muslimin berhasil meraih kemenangan telak. Namun, sebagian orang-orang Tsaqif, kemudian memilih tidak menyerah, tapi melarikan diri ke Thaif. Di kota ini, mereka menutup pintu-pintu gerbang kota dan membuat sejumlah persiapan untuk perang. Setelah perang Hunain reda, Rasulullah berangkat ke Thaif. Untuk mencapai kota itu, Rasulullah berjalan melewati Nakhlah Al-Yamaniyah, Qarn, Al-Mulaih, dan Bahrah Ar-Rugha' dari Liyyah. Di sana, Rasulullah membangun masjid dan mengerjakan shalat di dalamnya.

Rasulullah saw bergerak menuju Thaif, berhenti dekat Thaif dengan pasukan
beliau. Pasukan Rasulullah saw mencuba memasuki kota Thaif tetapi tidak sanggup kerana langsung mendapat serangan panah yang hebat dari penduduk Tsaqif. Mereka memang terkenal satu ahli panah dan berani.

MENGEPUNG THAIF.
Rasulullah saw memindahkan kedudukan pasukan beliau ke tempat lain, langsung mengepung Thaif selama 20 malam atau lebih dari serangan yang hebat. Anak panah kedua pasukan saling berdengung di udara menuju sasaran masing-masing. Buat pertama kali Rasulullah saw menggunakan alat manjanik (alat untuk melemparkan batu atau benda keras dalam perang) Petempuran semakin menghebat sehingga banyak diantara kaum Muslimin terbunuh kerana anak panah.

RAHMAT DI MEDAN PERANG.
Setelah kepungan diperketatkan dan perang masih makan waktu yang lama, Rasulullah saw lalu memerintahkan memotongi pohon anggur bangsa Tsaqif, sedangkan penghidupan mereka bergantung pada hasil perkebunan anggur itu. Orang ramai terpaksa memotongnya dengan perasaan berat, lalu mereka mohon kepada Rasulullah saw agar pohon-pohon itu dibiarkan untuk Allah dan rahmat. Maka Rasulullah saw menjawab dengan berkata, "Saya membiarkan pohon-pohon itu untuk Allah dan rahmat."

Seorang penyeru diperintahkan Rasulullah saw untuk berseru bahawa barang siapa yang takut bertahan dalam benteng lalu keluar maka ia akan bebas. Mendengar seruan itu, maka keluarlah beberapa belas orang lelaki, di antaranya Abu Bikrah. Mereka semuanya dibebaskan oleh Rasulullah saw dan dijamin segala keperluan hidupnya kepada Muslimin yang mampu.
Sikap Rasulullah saw benar-benar berhasil dapat melemahkan perlawanan penduduk Thaif yang masih bertahan (melawan).

KEPUNGAN DIHENTIKAN.
Rasulullah saw tidak mengizinkan untuk merebut Thaif. Umar bin Khattab ra diperintahkan untuk memaklumkan agar pasukan meninggalkan tempat pengepungan, atau mundur. Perintah ini menimbulkan rasa terkejut pada pasukan Islam. Mereka berkata, "Apakah kita akan meninggalkan tempat ini, sedang kota Thaif belum kita rebut?" Mendengar suara itu, Rasulullah saw mengubah keputusannya, lalu memerintahkan agar serbuan diteruskan. Dalam petempuran ini banyak kaum Muslimin mendapat cedera. Rasulullah saw berkata kepada mereka, "Kita akan mengakhiri petempuran ini besok pagi insya Allah."
Akhirnya, pertempuran pun terjadi dengan sangat sengit. Kaum Tsaqif menggunakan berbagai cara untuk melakukan perlawanan. Meskipun akhirnya pasukan Muslimin berhasil menguasai Kota Thaif, jumlah korban di pihak pasukan Muslimin pun cukup besar. Jumlah  sahabat Rasulullah yang gugur sebagai syuhada di perang Thaif ada 12 orang. Mereka terdiri atas tujuh orang dari kaum Muhajirin dan  empat orang dari kaum Anshar. Seorang lagi berasal dari Bani Laits.

 JALAN BERLIKU DI THAIF



Tidak ada komentar:

Posting Komentar