PEPERANGAN DIZAMAN NABI DAN BEBERAPA SETRATEGI PERANG NABI MUHAMMAD SAW
Peperangan yang terjadi pada masa
Nabi Muhammad SAW terbagi atas ghazwah dan sariyyah. Ghazwah
adalah perang yang dipimpin oleh Nabi SAW, sedangkan sariyah
adalah perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Nabi SAW. Para
ahli sejarah Islam berbeda pendapat tentang jumlah ghazwah dan sariyah. Ada
beberapa ghazwah dan sariyah dalam sejarah Islam, antara lain sebagai berikut :
A. Ghazwah ( perang yang dipimpin
oleh Nabi SAW ) sebagai berikut :
1. Perang Badar (17 Ramadan 2 H)
Perang Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar
merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin Quraisy
Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta
kaum muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy. Selanjutnya kaum Quraisy
terus menerus berupaya menghancurkan kaum muslim agar perniagaan dan sesembahan
mereka terjamin. Dalam peperangan ini kaum muslim memenangkan pertempuran
dengan gemilang. Tiga tokoh Quraisy yang terlibat dalam Perang Badar adalah
Utbah bin Rabi'ah, al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim
seperti Ali bin Abi Thalib. Ubaidah bin Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib.
adapun di pihak muslim Ubaidah bin Haris meninggal karena terluka.
2. Perang
Uhud (Syakban 3 H)
Perang Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan
kaum Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam
kepada kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid mendapat
bantuan dari kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi Muhammad SAW segera
mengadakan musyawarah untuk mencari strategi perang yang tepat dalam menghadapi
musuh. Kaum Quraisy akan disongsong di luar Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin
Ubay membelot dan membawa 300 orang Yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700
orang yang tersisa, Nabi SAW melanjutkan perjalanan sampai ke Bukit Uhud.
Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam tetapi
kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut
memungut harta rampasan. Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan
menyerang balik tentara Islam. Tentara Islam menjadi terjepit dan
porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Pasukan
Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi SAW terbunuh.
Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) meninggal
terbunuh.
3. Perang
Khandaq (Syawal 5 H)
Lokasi Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang
ini juga dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq
melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad SAW.
Mereka bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang Yahudi juga mencari dukungan
kabilah Gatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja', Bani Sulaim,
Bani Sa'ad dan Ka'ab bin Asad. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab,
membuahkan hasil. Pasukannya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim.
Berita penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera
menyiapkan strategi perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh. Salman
al-Farisi, sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman tentang seluk
beluk perang, mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (Khandaq). Ia
menyarankan agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian
gerakan pasukman musuh akan terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata
berhasil menghambat pasukan musuh.
4. Perang
Khaibar (7 H)
Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang
untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering mengancam
pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan. Pasukan muslimin yang
dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang benteng pertahanan Yahudi di Khaibar.
Pasukan muslim mengepung dan memutuskan aliran air ke benteng Yahudi. Taktik
itu ternyata berhasil dan akhirnya pasukan muslim memenangkan pertempuran serta
menguasai daerah Khaibar. Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir
mereka dari Khaibar. Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi
Madinah dan menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.
5. Penaklukan
Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)
Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini
adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah hancur
akibat kalah perang di Mu'tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah
(6 H) tidak penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani
Khuza'ah yang berada dibawa perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera
memerintahkan pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin
tidak mendapat perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang dipimpin
Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum
Quraisy masuk Islam.
6. Perang
Hunain ( 8 Safar 8 H)
Perang Hunain
berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang terdiri dari Bani
Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini terjadi di Lembah
Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum
Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil
mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi
SAW kemudian menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan
muslim akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.
7. Perang
Ta'if (8 H)
Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari
Hunain, sampai di kota Ta'if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota
yang kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi
Muhammad SAW mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Ta'if.
Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang merupakan sumber daya
alam utama penduduk Ta'if. Penduduk Ta'if pada akhirnya menyerah dan menyatakan
bergabung dengan pasukan Islam.
8. Perang
Tabuk (9 H)
Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia
dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh
Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Melihat
kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun pasukan besar untuk
menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan diri dengan
menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa itu banyak pahlawan Islam yang
menyediakan diri untuk berperang bersama Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur
menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak
melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat
perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat
dirangkul dalam barisan Islam.
9. Perang
Widan (12 Rabiulawal 2 H)
Perang ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah.
Rasulullah SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy.
Pertempuran fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah
tersebut. Rasulullah SAW selanjutnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan
Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan.
Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah untuk membantu kaum muslim
apabila dibutuhkan.
B. sariyah (perang yang dipimpin oleh
sahabat atas penunjukan Nabi SAW
1. Perang
Mu'tah (8 H)
Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian
wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Penolakan ini
disampaikan dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian mengirimkan
pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan Perang
Mu'tah karena terjadi di desa Mu'tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak
pasukan muslim mendapat kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani yang dibantu
pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran tersebut,
antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih
komando dan menarik pasukan muslim kembali ke Madinah. Kemampuan Khalin bin
Walid menarik pasukan muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat
wilayah tersebut. Banyak kabilah Nejd, Sulaim, Asyja', Gatafan, Abs, Zubyan dan
Fazara masuk Islam karena melihat keberhasilan dakwah Islam.
2. Sariyah
Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H)
Perang ini merupakan sariyah pertama yang terjadi dalam sejarah Islam.
Sariyah ini berlangsung di dataran rendah al-Bahr, tidak jauh dari kota
Madinah. Perang ini melibatkan 30 orang muslimin dan 300 orang Quraisy. Pasukan
muslimin dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan pasukan Quraisy dipimpin
Abu Jahal bin Hisyam. Perang ini tidak menimbulkan korban karena segera dilerai
Majdi bin Amr.
3. Sariyah
Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H)
Sariyah ini berlangsung di al-Abwa', desa antara Mekah dan Madinah. Kaum
muslim berjumlah 80 orang, sedangkan kaum Quraisy berjumlah sekiyat 200 orang.
Kaum muslim (semuanya Muhajirin) dipimpin Ubaidah bin Haris, sedangkan kaum
Quraisy dipimpin Abu Sa'ad bin Abi Waqqas sempat melepaskan anak panahnya.
Peristiwa tersebut menandai lepasnya anak panah pertama dalam sejarah perang
Islam.
4. Sariyah
Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H)
Perang ini dipimpin Abdullah bin Jahsy, sedangkan kaum Quraisy dipimpin Amr
bin Hazrami. Perang ini terjadi di Nakhlah, antara Ta'if dan Mekah. Kaum muslim
berhasil membunuh Amr bin Hazrami dan menahan dua orang Quraisy sebagai tawanan
perang. Kaum muslim juga memperoleh harta rampasan perang dan membawanya ke
hadapan Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW menyatakan bahwa beliau tidak pernah
menyuruh mereka berperang karena pada bulan Rajab diharamkan untuk membunuh
atau melakukan peperangan. Peristiwa tersebut kemudian digunakan oleh kaum
Quraist untuk memfitnah dengan mengatakan kaum muslim melanggar bulan suci.
Pada saat itu turun firman Allah SWT surah al-Baqarah (2) ayat 217 yang
menjelaskan tentang ketentuan berperang pada bulan Haram (bulan Rajab)
5. Sariyah
Qirdah (Jumadilakhir 3 H)
Sariyah Qirdah berlangsung di sumur Qirdah, suatu tempat di Nejd (Arab
Saudi). Kaum muslim berjumlah 100 orang penunggang kuda, dipimpin oleh Zaid bin
Harisah. Sariyah Qirdah bertujuan untuk menghadang kafilah Quraisy dari Mekah.
Perang ini berhasil dimenangkan kaum muslim dengan menyita harta kaum Quraisy.
Harta tersebut kemudian dijadikan ganimah (harta rampasan perang), yang
merupakan ganimah pertama dalam sejarah perang Islam. Sebagian orang musyrik
yang tidak melarikan diri selanjutnya dibawa ke Madinah dan akhirnya menyatakan
diri masuk Islam.
Sariyah ini berlangsung di Gunung Bani Asad, di sebelah timur Madinah. Nabi
Muhammad SAW memerintahkan kaum muslim untuk menghadang Bani Asad yang
berencana untuk menyerang Madinah. Nabi SAW menganjurkan agar pasukan muslim
berjalan pada malam hari dengan menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang.
Pasukan muslim yang dipimpin Abu Salam al-Makhzum dan terdiri dari 150 orang
berhasil menyergap musuh. Mereka juga mendapatkan ganimah (harta rampasan
perang) dari pihak Bani Asad.
7. Sariyah
Raji (Safar 4 H)
Sariyah ini berlangsung di Raji', yakni suatu daerah yang terletak di
antara Mekah dan 'Asfan dan melibatkan pasukan muslimin melawan pasukan Bani
Huzail. Perang ini dilatarbelakangi oleh rencana pemimpin Bani Huzail, Khalid
bin Sufyan bin Nubaih al-Huzali,untuk menyerang Madinah. Nabi Muhammad SAW
memerintahkan Abdullah bin Unais meneliti kebenaran rencana tersebut. Abdullah
kemudian membunuh Khalid dan melaporkan kejadian itu kepada Nabi Muhammad SAW.
Bani Lihyan, cabang Bani Huzail merencanakan balas dendam atas terbunuhnya
Khalid. Mereka meminta agar Nabi Muhammad SAW mengirimkan beberapa sahabat
untuk memberi pelajaran agama Islam kepada mereka.Nabi Muhammad SAW mengabulkan
permintaan itu dan mengirimkan enam orang sahabat beserta rombongan utusan Bani
Lihyan. Keenam sahabat disergap oleh pasukan Bani Huzail di Raji'. Para sahabat
itu sempat mengadakan perlawanan, namun tiga orang terbunuh dan tiga lainnya
ditawan oleh musuh. Tiga orang sahabat yang ditawan selanjutnya dibawah ke kaum
musyrikin Mekah dan akhirnya dibunuh.
8. Sariyah
Biru Ma'unah (Safar 4 H)
Sariyah Bi'ru Ma'unah berlangsung di wilayah timur Madinah antara kaum
muslim dan Bani Amir. Nabi Muhammad SAW mengutus Amir bin Malik (Abu Barra'),
seorang pemimpin dari Bani Amir yang sebelumnya menolak untuk memeluk agama
Islam, beserta al-Munzir bin Amar dari Bani Sa'idah untuk memimpin 40 orang
tentara yang terdiri dari para penghafal Al-Qur'an. Rombingan tersebut berjalan
sampai di Bi'ru Ma'unah, yakni suatu daerah antara Bani Amir dan Bani Salim.
Mereka mengirimkan surat kepada Amir bin Tufail, pemimpin Bani Amir, melalui
seorang anggota pasukan yang bernama Haram bin Malhan. Amir bin Tufail membunuh
Haram bin Malhan, sehingga memicu peperangan antara kedua belah pihak. Kaum
muslim mengalami kekalahan dalam sariyah ini karena semua pasukan gugur,
kecualil Ka'b bin Zaid al-Ansari. Rabi'ah, anak Abu Barra', membunuh Amir bin
Tufail dengan sebilah tombak sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.
9. Sariyah
Ijla' Bani Nadir
Sariyah Ijla' Bani Nazir merupakan sariyah yang dilakukan sahabat Nabi SAW
untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal mereka.Latar belakang tindakan
ini adalah niat Bani Nadir untuk membunuh utusan Nabi Muhammad SAW. Utusan Nabi
SAW tersebut ingin menyelesaikan maslaah pembunuhan yang dilakukan Amr bin
Umayyah, kabilah Bani Amir dan sekutu Bani Nadir, terhadap dua orang muslimin.
Tindakan pengusiran ini semula tidak mendapat tanggapan dari Huyay bin Akhtab,
epmimpin Bani Nadir, tetapi karena diancam akan diserang oleh kaum muslim
akhirnya mereka mau pindah daerahnya. Nabi SAW memberi jaminan keselamatan atas
harta benda dan anak-anak mereka sampai keluar dari Madinah. Sebagian dari Bani
Nadir menetap di Khaibar dan di Syam (Suriah).
10. Sariyah Zi
al-Qissah
Sariyah berlangsung di Zi al-Qissah, sekitar 24 mil dari Madinah, antara
kaum muslim dan Bani Sa'labah. Bani Sa'labah berencana menyerang peternakan
kaum muslim di Haifa', suatu tempat yang jauh dari Madinah. Setelah mengetahui
rencana tersebutm pasukan muslimin segera menyerang Bani Sa'labah dengan
mengirim 10 orang yang dipimpin oleh Muhammad bin Maslamah. Pasukan pertama itu
gagal menjalankan tugas karena mereka dibunuh ketika beristirahat di pinggiran
desa. Muhammad bin Maslamah melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi Muhammad
SAW. Selanjutnya Nabi SAW mengirimkan pasukan kedua di bawah pimpinan Abu
Ubaidah bin Jarrah. Bani Sa'labah melarikan diri ketika Abu Ubaidah sampai di
tempat itu.
11. Sariyah Ka'b
bin Umair al-Gifari (8 H)
Latar belakang sariyah ini adalah penolakan kaum musyrikin di Zat Atlah,
suatu tempat di Syam (Suriah),terhadap ajakan beberapa utusan Nabi Muhammad SAW
untuk memeluk agama Islam. Nabi SAW mengirimkan 15 tentara untuk menyerang
mereka. Pertempuran tersebut berlangsung sengit, dan akhirnya semua pasukan
muslim menjadi syuhada, kecuali Ka'b bin Umair al-Gifari (pemimpin perang) yang
dapat menyelamatkan diri.
Taktik dan strategi peperangan
yang digunakan oleh tentara Islam pada zaman Nabi Muhammads.a.w.
·
Nabi Muhammad s.a.w. menyebarkan Islam selama 23 tahun.
·
Tahap awal secara sembunyi, kemudian secara terbuka.
·
Selepas Perjanjian Aqabah, usaha sebar Islam semakin cerah yang membawa
kepada penghijrahan ke Madinah.
·
Pada tahap ini melibatkan peperangan dalam usaha menegakkan Islam daripada
diceroboh dan ditindas oleh musuh.
·
Antara peperangan yang terkenal ialah Perang Badar, Perang Uhud dan Perang
Khandak.
·
Kejayaan dalam setiap peperangan disebabkan Baginda menggunakan beberapa
taktik dan merancang strategi sebelum peperangan. Taktik tersebut yaitu sebagai
berikut :
Taktik Menunggu Musuh :
o Digunakan
oleh nabi Muhammad s.a.w. dalam Perang Badar.
o Cara,
tentera Islam menunggu kedatangan musuh di tengah medan peperangan
dan apabila tentera musuh menghampiri tentera Islam menyerang balas.
Taktik al – Saf :
o Digunakan
dalam Perang Badar.
o Cara,
tentera dibahagikan kepada 2 barisan; barisan pertama di hadapan bersenjatakan
tombak dan perisai manakala barisan kedua bersenjatakan panah dan perisai dan
diketuai oleh pemegang bendera.
o Tentera
Islam hanya berjumlah 313 orang, musuh 3,000 orang.
Taktik Menggali Parit :
o Digunakan
oleh Nabi Muhammad s.a.w. dalam Perang al-Ahzab.
o Tentera
musuh seramai 10,000 orang, tentera Islam seramai 3,000 orang.
o Parit
digali menghalang tentera musuh memasuki kota Madinah.
o Tentera
Islam hanya bertahan di dalam kota.
o Bantuan
angin kencang turut melemahkan pihak musuh.
Taktik Kepungan :
o Digunakan
sewaktu tentera Islam menyerang kota Taif.
o Tentera
Islam mengepung kota ini buat seketika sehingga berjaya memutuskan bekalan
makanan.
o Tentera
Islam bertindak melancarkan serangan.
Taktik Membiarkan Musuh Tanpa
Dikejar :
o Dilaksanakan
oleh Nabi Muhammad s.a.w.dan diikuti oleh Khulafa’ al-Rasyidin.
o Tentera
Islam dilarang mengejar/memburu tentera musuh yang berundur.
o Alasannya,
tentera Islam hanya bersifat mempertahankan diri daripada serangan dan untuk
membuktikan tentera Islam tidak agresif serta mengelakkan tentera Islam
diperdaya oleh musuh.
Taktik Penyamaran :
o Digunakan
sewaktu Perang Khandak.
o Nabi
menghantar Naim bin Masud untuk bertindak sebagai musuh Islam dan
memecahbelahkan pakatan musyrikin Makkah dan Yahudi.
o Musuh
akhirnya tewas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar